Selasa, 14 Agustus 2012

Bongko Kopyor Yang Unik dan Khas Gresik

Selain kue Pudak dan Nasi Krawu, Kota Gresik - Jawa timur juga memiliki kuliner lainnya yaitu Bongko Kopyor yang merupakan kue atau jajanan tradisional.

Bongko Kopyor ini cukup unik dan menarik karena hanya bisa dijumpai di kota Gresik. Itupun hanya dijual selama Bulan Ramadhan saja.


Entah sejak kapan Bongko  Kopyor itu mulai ada dan dijual di Gresik. Namun yang jelas setiap bulan Ramadhan, di berbagai daerah di Kota Gresik, banyak orang yang berjualan Bongko Kopyor.
 
Bila Bongko  biasa hanya terbuat dari tepung beras yang berwarna putih polos dengan tekstur agak kenyal namun terasa lembut  dengan isi  berupa irisan buah pisang saja, namun untuk Bongko Kopyor ini bentuknya lebih encer atau kopyor yang membuatnya disebut dengan Bongko Kopyor. 

Sepintas mirip dengan bubur sumsum .Isinya pun beragam karena terdapat irisan buah pisang, serutan daging kelapa muda ( Degan ), irisan roti dan bubur mutiara.

 
Bentuk kemasan Bongko Kopyor yang menggunakan daun pisang yang diberi pengait dengan batang lidi pada ujung atas dan sisi-sisinya itupun  berukuran jumbo. Sekitar 3 kali dari ukuran Bongko yang biasa dijumpai. Harganya cukup terjangkau yaitu Rp 5000 per bungkusnya.

Saya beruntung bisa mencoba merasakan Bongko Kopyor ini saat menyusuri Pasar Takjil Ramadhan di kawasan Gresik Kota Baru.  Rasa Bongko itu cukup legit, nikmat dan mengenyangkan 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Break Session :






================================================================
Entah kenapa, Bongko Kopyor ini hanya dibuat oleh warga yang berada di kecamatan Manyar dan Kecamatan Sembayat , sekitar 15 km arah barat dari pusat kota.  Selama bulan Ramadhan, banyak warga di daerah tersebut yang membuat Bongko Kopyor dan menjualnya di berbagai daerah di Gresik.



Salah satunya adalah Bu Tini yang berjualan Bongko Kopyor di kawasan Gresik Kota Baru. Sore menjelang berbuka puasa, wanita itu tampak sedang menunggui dagangan Bongko Kopoyor nya yang tinggal beberapa bungkus saja.

Menurut Bu Tini, Bongko Kopyor yang dia jual cukup laris selama bulan Ramadhan, Dari ratusan bungkus Bongko Kopyor yang dia bawa dan jual setiap harinya bisa laku semua. Atau paling tidak tinggal 3 - 5 bungkus saja.
Tentu bisa dibayangkan berapa banyak omzet dan keuntungan yang dia peroleh setiap harinya bila dari setiap bungkus Bongko Kopyor, Bu Tini bisa mengambil keuntungan minimal Rp 1500. Bongko Kopyor yang dijual di pasaran itu masing-masing diberi merk dan nama penjualnya pada selembar kertas kecil yang disematkan pada bagian atas kemasan.

Walau hanya bisa dijumpai selama Ramadhan saja, Bongko Kopyor ini seakan menjadi rezeki dan berkah bagi para pembuat dan penjualnya. Lepas dari Ramadhan, mereka akan kembali berjualan jenis dagangan lainnya.

Keberadaan Bongko Kopyor ini menjadi khazanah beraneka ragamnya  bentuk dan nama kue tradisional di Nusantara.






















1 komentar: