Rabu, 09 Januari 2013

Minuman Legen Dari Getah Bunga Siwalan


Legen,begitulah minuman tradisional ini biasa disebut. Minuman yang berwarna putih seperti air cucian beras ini cukup unik dan menarik karena terbuat dari getah bunga pohon Siwalan atau Lontar.

Rasa minuman ini  sangat nikmat dengan sensasi yang menyegarkan.



Selain itu, karena menggunakan bahan yang alami, daya tahan minuman legen ini juga hanya 3-4 jam saja. Melewati batas waktu itu, Legen akan segera berubah menjadi minuman tuak yang berkadar alkohol cukup tinggi dan bisa memabukkan. 

Tanaman  Lontar ( Borassus flabellifer ) yang  banyak terdapat di daerah Tuban dan biasa disebut  Siwalan atau Ental  memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah menjadi penghasil minuman yang disebut dengan Legen oleh Warga setempat.


Legen berasal dari bunga Siwalan yang masih berupa kuncup dalam tandannya.



Tandan bunga siwalan itu diiris sedikit pada pucuknya   dengan menggunakan pisau sampai mengeluarkan Air berwarna putih yang  disebut dengan nira.

Nira yang terus menetes itu kemudian ditampung di dalam  Bumbung yaitu wadah terbuat dari Bambusepanjang 40 cm dan dipasang tepat di bawah pucuk tandan Bunga.

Dalam sehari, tandan bunga siwalan itu diiris sedikit  bagian pucuknya sebanyak tiga kali pada pagi, siang dan sore hari.


Setiap pengirisan tandan bunga itu dibarengi dengan pengambilan bumbung yang penuh dengan nira dan menggantinya dengan bumbung lainnya yang masih kosong.
 
Nira segar yang terkumpul itulah yang disebut dengan Legen dan  bisa langsung diminum. Rasanya cukup Segar campuran antara manis dan sedikit asam dengan Sensasi bau Legen  yang Khas.

Cukup susah juga untuk mendapatkan minuman Legen yang asli di Tuban. Kecuali dengan mendatangi langsung  ke Desa -desa   yang banyak terdapat Pohon Siwalan.  
Seperti di daerah Boto yang disana terdapat Wisata alami Air terjun Banyu Langse atau di daerah Panyuran yang dekat dengan wisata Pantai Panyuran yang indah dan eksotis.

Harga minuman Legen yang masih segar dan alami itu Rp 3500 per botol ukuran 1500 ml.  Pada bulan  Ramadhan, di daerah Boto ini banyak  pembeli yang  memesan minuman Legen sebagai minuman untuk buka puasa.
  

Tak jarang pada sore hari  mereka  tampak  antri di bawah Pohon Lontar  sambil menunggu Penjual Legen memanen nira  untuk mendapatkan  Legen  yang  segar dan langsung dari pohonnya.
=======================================================================
Break Session :

Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :

Menambang Uang Melalui Facebook dan Blog
Tips Jitu Untuk Meningkatkan Traffic Situs atau Blog   



Swastika Ala Nazi Di Kelenteng Kwan Sing Bio 
Nuansa Seram Dalam Ritual Sumpah Pocong
Mengenang Gus Dur Di Kelenteng Boen Bio
Menijmati Surabaya Dengan Surabaya Heritage Track 
Legenda Kwan Kong Di Kelenteng Kwan Sing Bio


Suharto, Hercules Bergigi Baja Dari Tuban  
Masjid Aschabul Kahfie Di Dalam Gua Yang Unik 
Megahnya Istana Kaisar Di Kelenteng Kwan Sing Bio
Nostalgia Masa Kecil Di Museum Anak Kolong Tangga

Ovi, Gadis Hulk Yang Perkasa Dari Tuban 
Menguji Nyali Di Tebing Watu Ondo
Mengenang Fenomena Aneh Gadis Kristal Di Tuban
Camilan Ampo Yang Terbuat Dari Tanah 
Ongkek Yang Langka Di Museum Kambang Putih Tuban 

Dinding Jebol Jejak Pelarian Pangeran Diponegoro
Foto Rongten Korban Santet Di Surabaya
Mobil Rolls Royce Kuno Milik Dinasti Sampoerna










================================================================


Di kawasan  Jalan Manunggal dan kawasan Wisata di Tuban seperti Gua Akbar, Makam Sunan Bonang, Pantai Boom, Kelenteng  Kwan Sing Bio dan sebagainya memang banyak terdapat Pedagang yang menjual Legen dalam kemasan botol atau jerigen.

Namun mengingat daya tahan Legen yang alami tidak mampu bertahan lama, tentunya keaslian minuman Legen itu patut diwaspadai.
 
Apalagi dari segi warnanya yang tampak lebih bening sudah bisa menjadi indikasi menun jukkan hasil olahan tingkat lanjutnya.
    
 Memang Legen itu bisa direbus agar bisa bertahan lebih lama. Namun dari segi rasa dan kesegarannya sudah jauh berkurang.

Demi mendapatkan untung yang lebih banyak,  tak jarang ada pedagang Legen  yang  culas dan nakal .

      
Mereka  sebelumnya telah mencampur Legen yang  asli  itu dengan  air biasa dan pemanis buatan   Tentu bisa dibayangkan akibatnya mereka yang membeli dan mengkonsumsi Legen yang  abal-abal itu.


Beberapa oknum pedagang seringkali mencampur nira lontar dengan air-biasanya menggunakan air mentah-dengan konsentrasi hingga 5:100. Artinya dalam 100 liter ‘nira’ yang dijual, hanya terdapat 5 liter nira asli yang benar-benar disadap dari pohon lontar.

Memang, selain lebih murah, nira tersebut menjadi tidak lekas basi sehingga dapat disimpan berhari-hari. Padahal nira asli tidak akan bertahan lebih dari 10 jam, karena bila lewat dari tempo tersebut, air nira akan berbusa, berasa masam dan mengeluarkan bau yang bisa-bisa membuat anda muntah.
   
Sekedar Nostalgia, dulu Legen ini banyak dijajakan oleh pedagang Legen yang berkeliling dengan menggunakan Ongkek dan perlengkapannya yang terbuat dari bambu. 
 Namun  karena perkembangan Jaman, keberadaan Ongkek itu saat ini sudah jarang ditemui karena berganti dengan botol atau jerigen plastik yang lebih praktis dan efisien.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar