Rabu, 21 Maret 2012

Nikmatnya Nasi Boran Khas Lamongan

        Menyebut nama Lamongan identik dengan  dengan nikmatnya kuliner soto ayam dan tahu campurnya yang nikmat dan lezat. Namun selain itu, Lamongan sebenarnya juga mempunyai kuliner lainnya yang rasanya juga cukup menggugah selera, yaitu Nasi Boran.

              
 Nasi Boran merupakan  makanan khas Lamongan yang hanya bisa dijumpai di daerah  ini saja. Dengan harga yang cukup murah meriah,  nikmat dan lezatnya Nasi Boran patut untuk dirasakan.

                
  Sebutan sebagai  nasi Boran berasal dari nama Boran, yaitu tempat  wadah menaruh nasinya yang berupa keranjang  terbuat dari anyaman bambu.  Boran berbentuk longkaran di bagian atas dan persegi di bagian bawah. Keempat sudut di bagian bawahnya disangga dengan bilah bambu agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah atau alas lainnya.  

 
Harga Boran itu cukup mahal Rp 60.000 per buah untuk ukuran standar dengan kapasitas nasi sebanyak 7kg.  Boran itu sendiri harus dipesan secara khusus ke perajin Boran di satu daerah saja di Lamongan yaitu di Desa Kawotan yang sudah dikenal secara turun-temurun sebagai pembuat Boran.


Konon,  pada masa lampau yang mengawali dan menjajakan Nasi Boran  adalah ibu-ibu  dari Desa Kawotan itu. Mereka dulunya banyak berjualan secara berkeliling di penjuru kota  Lamongan dengan  menggendong Boran berisi nasi dan lauk-pauknya.

              
 Namun saat ini sudah jarang menjumpai ibu-ibu yang berjualan nasi Boran secara berkeliling karena mungkin faktor usia dan tenaga.  Mereka lebih memilih untuk berjualan nasi Boran dengan mangkal di tempat-tempat tertentu seperti banyak dijumpai di alun-alun, pasar , depan stasiun dan depan Lamongan Plaza.
              
 Itupun  tidak bisa dijumpai setiap saat dalam setiap harinya karena tak jarang dagangan nasi Boran mereka segera  habis terjual hanya dalam hitungan beberapa jam saja. Untunglah untuk penjual nasi Boran yang mangkal di depan stasiun dan di depan Lamongan Plaza di Jl.  Basuki Rahmad  seolah terdiri dari dua shift yaitu shift pagi dan shift sore.
 
               
 Untuk penjual  nasi  Boran pada pagi hari biasanya sudah berjualan sejak  ukul  03.00 sampai dengan pukul  10.00 pagi. Untuk  pembeli dini hari biasanya adalah para pedagang, tukang becak, sopir ataupun warga luar kota yang melewati Lamongan. Sedangkan untuk yang shift sore mulai dari pukul 16.00-pukul 22.00 dengan bergantian penjualnya pada tempat jualan yang sama.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Break Session :
 
Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :

 
=================================================================
 
                Mereka berjualan secara lesehan dengan mengunakan tikar dan berjejer secara rapi.   Makanan ini disajikan dengan menggunakan alas daun pisang atau kertas Koran Minuman yang disediakan hanya berupa air minum dalam kemasan gelas plastik saja. Sedangkan untuk jenis minuman lainnya seperti the, kopi, es campur dipesankan ke  pedagang  lainnya yang juga banyak terdapat di sekitar lokasi.
                
 

                Harga per porsi nasi boran  berkisar Rp 5000-Rp 7000 tergantung  lauk-pauk yang dipilih. Ada pilihan  telur asin,telur dadar,  ayam goreng, cakar ayam, hati dan ampela ayam,  sate udang, sate uretan (bakal calon telor ayam) , jerohan, ikan  kutuk ( ikan gabus) dan ikan Sili yang ditata secara menarik  di wadah-wadah plastik yang cukup besar   
          
               Untuk ikan Sili sudah jarang ada karena ikan dari sungai itu musiman dan sudah cukup langka.
Karena langka dan jarang ada itu membuat harga ikan sili cukp mahal berkisar Rp 120.000-130.000/kg yang terdiri dari 7-12 ekor tergantung besar atau kecil ukurannya. Karena itu harga nasi Boran dengan lauk ikan sili pun  menjadi cukup mahal berkisar Rp 15.000-Rp 20.000 per porsinya. 
 
            
    Di luar pilihan lauk-pauk itu, Nasi Boran sudah lengkap dengan lauk berupa rempeyek  kacang atau teri, empog yang terbuat dari tepung terigu yang dibumbui dan digoreng dan ‘ pletuk ‘ yang terbuat dari nasi yang dikeringkan atau dari kacang yang kemudian dibumbui dan digoreng.

             
   Disamping karena menggunakan  Boran,adanya ketiga jenis lauk pauk yaitu empog, pletuk dan ikan Sili itulah yang menjadi kekhasan  kuliner  ini. Selain itu juga sambal kuahnya yang cukup pedas namun nikmat dengan bahan yang terdiri dari terasi, jeruk purut, lengkuas, jahe,  cabe rawit yang direbus, parutan kelapa, bawang merah, bawang, putih, merica, gula dan garam   

 
    Belum lagi dengan menggunakan beras mentah yang dihaluskan sebagai pengental kuah. Kuah itu kemudian di guyurkan ke nasi dan lauk.
 

                 .Urapan dari parutan kelapa, kacang, taoge,  kecipir  dan daun kangkung atau daun singkong   membuatnya cukup unik karena  tidak dengan dikukus atau dibiarkan mentah. Namun dengan dipanaskan menggunakan  “ kreweng “  ( pecahan genteng ) yang dibakar dan dimasukkan ke urapan sehingga menimbulkan asap dan aroma yang khas.
              

2 komentar:

  1. nitip lapak juragan
    maaf sebelumnya..
    http://www.detexsi.com/2015/05/nasi-punel-khas-bangil-kuliner-mantap.html

    BalasHapus