Minggu, 17 Juni 2012

Api Yang Tak Padam Di Bojonegoro


Di Kabupaten Bojonegoro – Jawa timur terdapat api yang cukup unik.  Api itu tidak bisa padam walau disiram dengan air dan bahkan kena air hujan yang paling deras sekalipun. 
Begitulah keunikan yang ada pada api di Kayangan Api ini.


Kayangan  Api yang merupakan sumber  api abadi ini berada di Desa Sendagharjo, Kecamatan Ngasem. Sekitar 28 km arah barat daya dari pusast kota Bojonegoro. 
Lokasinya berada di dalam hutan dengan vegetasi utama pohon jati. Selama perjalanan menuju ke Kayangan Api, selain deretan pohon jati, juga bisa dijumpai aktifitas warga yang sedang mencari ranting kayu sebagai bahan bakar.

Ada juga  sekawanan hewan ternak seperti kerbau, kambing dan sapi  yang sedang merumput.
Untuk masuk masuk kawasan Kayangan Api dieknakan tiket masuk Rp 3000 per orang.Di bagian depan terdapat gerbang masuk yang benrtuknya seperti Gapura Supit Urang . Gapura itu berwarna hitam dengan ornamen dua patung Dwarapala di sebelah kanan dan kiri pintu masuk.
Melangkahkan kaki  memasukinya kemudian terdapat taman dengan kursi yang etrbuat dari semen. Di dekat taman ini terdapat monumen Api Pon karena Kayangan Api  ini menjadi tempat pengambilan api untuk menyalakan  obor pada pelaksanaan PON XV tahun 2000 di Jawa Timur.
Sekitar 75 meter dari gerbang masuk terdapat sumber api Kayangan Api yang berupa tumpukan batu. 
=======================================================================
Break Session :

Hantu Yang Aneh di Lamongan

Purna Siswa dan Gelar Prestasi TK Integral Hidayatullah - Tuban
Play Group Hidayatullah - Tuban
Taman Kanak-Kanak Integral Hidayatullah - Tuban 


Gadis di Tuban  Penarik Truck Dengan Menggunakan Rambut dan Gigi
Kirab Piala Adipura Di Tuban
Parade Mobil Hias Di Tuban 
Pesawat Nomad TNI Angkatan Laut  Di Lamongan 
 
 

=================================================================

Di sekitar tumpukan batu itu mengeluarkan lidah api yang menimbulkan hawa panas di sekitarnya dengan mengeluarkan bau menyengat ala gas elpiji.

Sumber api itu dikelilingi dengan pagar  yang terbuat dari besi dengan bentuk melingkar  berdiameter sekitar 8 meter. Di sekitarnya  terdapat  empat candi Kelir yang masing-masing candi itu  dikawal dengan  sebuah patung Dwarapala pada sudut kanannya.

Di bagian timur sumber api  ini terdapat sebuah pohon jati yang cukup besar dan tinggi . Sesuai dengan legenda tentang Kayangan Api, lokasi sekitar pohon itu merupakan petilasan yang  konon dulunya menjadi tempat bersemedinya Mpu Kriya Kusuma atau Supagati, seorang Empu ( pembuat keris ) yang sakti pada masa kerajaan Majapahit.
Di sekitar petilasan ini terdapat situs purbakala yang pada pertengahan Desember   tahun 2010 telah diadakan penggalian dan penelitian oleh Tim Arkeolog dari Universitas Indonesia. Dalam penggalian dan penelitian itu didapatkan penemuan tumpukan batu batu yang berwarna merah  yang berukuran   cukup panjang dan besar.

Tumpukan batu bata yang terbuat dari tanah liat itu diduga merupakan bagian bangunan dari pura atau candi dengan aktifitasnya yang berkaitan dengan Kayanga n Api di masa lampau.



Sayang , situs purbakala itu sekarang keadaannya seperti terlantar. Tanpa perawatan dan perlindungan pagar yang khusus, banyak pengunjung yang begitu mudahnya menginjak-injak situs purbakala itu.

Di sebelah barat sumber api sekitar 80 meter terdapat sumber air yang berwarna hijau dan bergelembung yang disebut dengan nama Sumber air Blekutuk.

Dari bau yang menguar di sekitarnya , sumber air itu mengandung belerang. Namun uniknya,  air  pada sumber  air Blekutuk ini bersuhu dingin. Berbeda halnya dengan sumber air yang mengandung belerang yang biasanya bersuhu hangat atau panas.

Kayangan Api ini cukup ramai didatangi oleh wisatawan. Tak jarang mereka datang ke wisata ini dengan membawa jagung untuk dibakar atau  ayam untuk dibakar /  dipanggang dengan menggunakan panas dari sumber api yang ada di Kayangan Api.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar