Selasa, 03 Juli 2012

Meja Peninggalan Walisongo Di Petilasan Gembul



Petilasan  Gembul, begitulah warga setempat menyebutnya. Di sana   terdapat  sebuah meja kuno yang yang dipercaya   merupakan  benda bersejarah karena konon dulunya digunakan oleh Walisongo .
Petilasan ini berada di desa Jadi Kecamatan Semanding. Sekitar 10 km ke arah barat daya dari pusat kota
Cukup susah juga untuk meunju ke Petilasan Gembul karena tidak adanya papan arah penunjuk jalan sedangkan  begitu banyak persimpangan jalan yang harus dilalui.Begitu juga dengan medan perjalanan yang  berada di perbukitan kapur  dengan banyak  lubang-lubang besar di kanan-kiri jalan akibat penambangan batu kapur .
 Selain juga karena jalannya yang menanjak dan menuruni bukit.
Banyak aktifitas warga pedesaan yang ditemui selama perjalanan. 



 Aktifitas mereka salah satunya berada di sumber air yang jernih di dekat lokasi petilasan Gembul. 




Sumber air  itu berada di bawah naungan  pepohonan yang besar dan rindang. Sumber air yang jernih dan tak pernah kering walau di museum kemarau itu digunakan airnya oleh warga untuk berbagai keperluan.
 Sekitar 300 meter  dari sumber air  terdapat  tebing batu kapur dengan pepohonan yang juga tampak rimbun dan rindang. Yang menarik, di tebing itu terdapat  tangga dan dua buah tempayan terbuat dari tanah liat.
Pada bagian atas tebing dan berada di ceruknya tampak  suatu bangunan yang berselubung kain kafan di sekelilingnya. Bangunan itulah yang dikenal dengan Petilasan Gembul .

--------------------------------------------------------------------------------------------------
Break Session :
Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :

Jenazah Utuh Walau Sudah Dimakamkan Puluhan Tahun 
Sisi lain Keindahan Di Gunung Bromo

Jejak Panser Yang legendaris Di Surabaya 

Kupat Ketheg yang Unik Dan Khas Di  Gresik 

Koleksi Keramik Kuno masa Dinasti Ming di  Di House of Sampoerna

  
OLeh-oleh Khas Tuban
Hantu Yang Aneh di Lamongan 
Relief 3 Dimensi di Kelenteng Tuban 
Api Yang Tak Bisa Padam Di Bojonegoro

Relief Kucing Di Kelenteng Tjoe Ling Kiong - Tuban
Kota TEXAS Di Lamongan 
Museum Yang Menyimpan Benda-Benda Santet 

Kuda Unik Yang Bermahkota dan Bersayap
Jejak Sekolah Presiden Soekarno Di Surabaya
Monumen Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk Di Lamongan
Kisah Ali Baba Di Istana Boneka
Lukisan Ala Komik Di Kelenteng Bojonegoro 

Purna Siswa dan Gelar Prestasi TK Integral Hidayatullah - Tuban
Play Group Hidayatullah - Tuban
Taman Kanak-Kanak Integral Hidayatullah - Tuban 


Gadis di Tuban  Penarik Truck Dengan Menggunakan Rambut dan Gigi

Kirab Piala Adipura Di Tuban
Parade Mobil Hias Di Tuban 
Pesawat Nomad TNI Angkatan Laut  Di Lamongan 
Kapal Selam Yang Terdampar Di Surabaya

=================================================================
Di dalamnya terdapat meja  kuno yang melegenda dengan kisah  Walisongo yang berkumpul dan berunding  di meja itu.
Sayang saat itu petilasan Gembul sedang tertutup karena  sang juru kunci  tidak sedang berada di lokasi. Rumah juru kunci itu sendiri cukup jauh dari Petilasan Gembul dan medan jalannya yang terus menanjak.
Menurut informasi dari warga sekitarnya, meja yang  yang terbuat dari kayu jati  itu berukuran sekitar  2x3 meter dengan tinggi sekitar 30 cm. Meja itu juga berselubung kain kafan dengan diberi  bau wewangian yang terus menguar.
Di ceruk itu terdapat dua  ruangan dengan pintu kayu yang seolah menjadi gerbangnya. Meja itu berada pada  ruangan yang kedua yang di pintunya bertuliskan kata KERAMAT. Di sekitar ruangan ini  terdapat  ruangan kecil untuk  sholat. Selain itu juga terdapat ceruk kecil yang melihat dari jejak arang dan jelaga yang ada  sepertinya tempat itu digunakan untuk membakar dupa atau kemenyan.
Di bagian bawah terdapat sebuah batu yang dalam keadaan berdiri menjulang setinggi  1,5 meter yang  disebut Watu Liman ( Watu Gajah ). Banyak warga yang mengikatkan tali  dadung ( tali pengikat ) pada hewan ternaknya sepereti sapi, kambing dan kerbau  pada Watu Liman ini dengan berharap hewan ternak mereka bisa sehat dan cepat berkembang biak.
Adanya  kain kafan, kemenyan dan bau wewangian yang terus menguar dari Petilasan Germbul ini menjadikan lokasinya terasa bernuansa mistis dan magis. 

Bagi wanita yang sedang menstruasi  sangat dilarang untuk mengunjungi petilasan ini. Pengunjung lainnya juga dilarang untuk berkata atau berbuat yang senonoh. Bila dilanggar, bisa dipastikan mereka akan segera kesurupan di lokasi. 



Di sekitar  lokasi terdapat sekawanan  monyet liar yang berkeliaran di tebing, pepohonan atau bahkan di Petilasan Gembul itu sendiri. Monyet- monyet itu akan segera turun dan bergabung bila ada warga atau peziarah yang mengadakan selamatan di Petilasan Gembul. Seolah mereka bisa tahu untuk ikut merasakan rezeki makanan yang dibawa oleh peziarah.
Setahun sekali di Petilasan Gembul diadakan tradisi Manganan ( sedekah bumi ) yang didatangi oleh banyak warga dengan berharap berkah dari  Sang Pencipta dan Petilasan Gembul.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar