Senin, 13 Agustus 2012

Menyimak Jejak Perjuangan RA. Kartini Di Museum


Kota Rembang – Jawa Tengah identik dengan nama RA. Kartini, seorang pahlawan wanita  yang berjasa dalam memperjuangkan emansipasi wanita Indonesia.

Di kota kecil inilah , Kartini menjalani sebagian hidupnya  sebagai istri dari  R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat.

Dengan keluarga besarnya, Kartini tinggal di kediaman yang bangunannya berbentuk Joglo. Bangunan khas Jawa itu memiliki aristektur dan ornament yang cukup menarik dengan  didominasi oleh warna putih, hijau dan kuning.

Walau RA KArtini sudah meninggal pada 17 September 1904,  kita bisa menyimak  kisah dan jejaknya melalui Museum RA. Kartini yang berada di pusat kota Rembang atau sekitar 200 meter arah timur dari alun-alun.

   
Sebelum memasuki museum, di bagian depan terdapat gerbang yang disebut dengan Regol. Bentuk gerbang itu mengingatkan saya pada bangunan gerbang yang ada di daerah Jogjakarta dan Solo.  Sekitar 100 meter setelah melewati gerbang itu, tampak sebuah bangunan Pendopo yang cukup besar dengan pilar- pilarnya.

Di belakang pendopo itulah  lokasi  Museum  RA. Kartini.  Sedangkan di sebelah timur pendapa terdapat patung RA. Kartni dan kereta kuda kuno milik RA. Kartini yang masih dalam bentuk aslinya. 

Di bagian depan museum terdapat pajangan foto RA. Kartni dengan hiasan rangkaian bunga. Suasana di museum ini terasa  cukup lengang juga karena saat itu  tak begitu banyak pengunjung. Selain itu juga karena begitu luas dan besarnya  bangunan museum ini yang terdiri dari beberapa ruangan.
  
Sayang sekali, pengunjung museum dilarang memotret benda-benda museum itu dengan menyalakan lampu blitz kamera. Karena dikhawatirkan cahaya lampu blitz kamera bisa berpengaruh pada benda-benda koleksi museum.

 
Dengan dipandu oleh petugas museum yaitu Bapak Didit (45) , saya kemudian diajak memasuki ruangan di sisi timur yang merupakan ruangan kamar pribadi R.A. Kartini. 






================================================================
 
Di ruangah itu  pajangan baju kebaya terdapat tempat tidur dan lemari yang terbuat dari kayu dan bergaya klasik. Ada juga perabotan  yang  terbuat  dari  batu marmer untuk menidurkan putra RA. KArtini  dan lukisan RA Kartini yang berhiaskan rangkaian bunga.

Di sisi timur ruangan kamar ini terdapat semacam teras yang disebut Ruangan Pringgitan sebagai tempat untuk bersantai. Di ruangan ini terdapat  kamar mandi dengan bak mandi kuno yang terbuiat dari besi dan dulu digunakan oleh RA. Kartini. 

Beralih ke ruangan-ruangan berikutnya terdapat pajangan foto-foto lama RA. Kartini dengan suami dan anaknya. Selain itu juga ada foto-foto RA KArtini dengan saudara-saudara perempuannya yaitu Kardinah dan Roekmini.

Berbagai benda-benda kuno yang terbuat dari kayu dan kuningan  seperti perabotan rumah tangga seperti lemari, meja, kursi,lukisan,  piring, tempat mangkok, lampu gantung dan lampu hias  juga bisa dijumpai disana. Beberapa diantaranya seperti lukisan karya RA. KARTNI dan benda-benda lainnya merupakan replika. Sedangkan benda-benda yang aslinya tak jelas entah dimana keberadaannya.

Yang menarik, di ruangan sebelah barat terdapat etalase berisi buku-buku tentang RA. Kartini baik yang berupa tulisan tangan dalam bahasa Belanda ataupun dalam edisi cetak. Salah satunya adalah buku berjudul  Habis Gelap Terbitlah Terang yang sangat terkenal. 

 
Buku itu merupakan kumpulan dari surat-surat RA Kartini kepada teman-temannya di Belanda yang diantyaranya  berisi buah pemikirannya tentang kondisi wanita di Indonesia dan sebagainya.
 Beberapa cuplikan buah pemikirannya itu dipajang dalam bentuk neon box. 

Menyimak  kalimat-kalimat yang tertulis dalam neon box itu, kita bisa merasakan  bagaimana  bentuk perhatian dan perjuangan RA Kartini pada masa lampau yang dia tuangkan bentuk rangkaian kata dan surat.

Baca juga dan Klik artikel menarik berikut ini  :

Gratis : Tiket Nonton Konser Alicia Keys





Artikel-artikel Menarik lainnya bisa Anda baca 

di Link berikut ini :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar