Senin, 12 November 2012

Arca Kobra Bermahkota Di Gua Selomangleng



Relief yang berukuran cukup besar dan berada di pintu masuk gua itu bila dilihat secara sepintas memang kurang begitu jelas bentuk dan wujudnya. Tetapi bila kita menyimaknya dengan lebih teliti, ternyata relief itu berbentuk ular kobra yang mengenakan mahkota di kepalanya.

Terasa cukup menyeramkan juga setelah mengetahui bentuk relief tersebut. Selain RELIEF  itu, ada juga relief dan arca lainnya yang juga bernuansa horor disana.


Relief Naga yang bermahkota itu terdapat di wisata Gua Selomangleng yang berada di Desa Waung yang berada di kaki Gunung Klotok , sekitar 2km dari Kota Kediri – Jawa Timur. Untuk masuk ke wisata ini tidak dikenai tiket masuk  bagi pengunjung.

Berada di wisata ini dan memandang dari kejauhan, tampak sebuah tebing yang berwarna hitam keabua-abuan. Tebing itu tampak menarik karena terdapat dua lubang yang cukup besar. Untuk menuju ke tebang itu harus dengan mendekat dan menaiki batu tebingnya. 

Di bawah tebing itu terdapat arca Dwarapala yang sudah tidak ada kepalanya. Begitu juga dengan dua buah batu berukir disampinyna yang melihat bentuknya sepertinya merupakan alas penyangga tiang bangunan. 

Ada juga bongkahan batu kuno yang bentuknya mirip prasasti. Tetapi sayang, batu itu juga tak luput dari aksi vandalism yang terlihat dari guratan-guratan bertuliskan nama di permukaan batu itu.

Melangkahkan kaki menaiki tebing itu terdapat ceruk yang berukuran kecil di dinding tebing. Setelah sampai di depan lubang masuk gua, saya pun memasukinya. Nuansa horror segera terasa ketika berada di dalam lubang gua tersebut. 

Selain menjumpai relief ular kobra yang bermahkota  itu, suasana di dalam gua juga  tampak gelap dengan adanya sesajian dan weangian dari bau  dupa  yang menguar di dalamnya.  Pada dinding gua itu terdapat banyak relief yang berbentuk pepohonan, hiasan bermotif sulur, putri dan Jatayu ( burung garuda ).


Di bagian tengahnya terdapat sebuah arca yang berwarna hitam dan tinggi sekitar 50 cm. Arca itu berbentuk seorang pria yang duduk bersila yang kemungkinan bentuknya menggambarkan seorang pertapa.
  
---------------------------------------------------------------------------------------------------

Break Session :

Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
  






================================================================

Pada dinding gua di dekatnya ada juga sebuah ceruk yang berukuran cukup besar dan gelap. Di dalam ceruk itu tidak terdapat apa-apa dan kemungkinan dulunya merupakan tempat untuk bersemedi.

Dari lubang gua itu saya kemudian melangkahkan kaki ke lubang gua satunya yang saling terhubung. Di lubang ini juga  terdapat banyak relief di dindingnya. Salah satu relief itu menggambarkan Jatayu atau burung Garuda seperti yang terdapat di Arca Dewa Wisnu yang ada di museum Majapahit. 
Selain itu juga terdapat sebuah  bidang kotak yang menempel di dinding gua dan  berukuran sekitar 30 cm x 80 cm . Kemungkinan bidang kotak itu merupakan tempat tidur atau tempat untuk beritirahat.

Di lubang ini pada dindingnya juga terdapat ceruk yang gelap. Dengan bantuan lampu flash pada kamera, ternyata di dalam lubang itu terdapat ornamen yang terbuat dari batu dan berbentuk kotak yang sepertinya merupakan tempat untuk pemujaan. Sebuah relief yang berbentuk kepala Kala berada di bagian atas lubang itu.


Di atas batu itu sepertinya terdapat jejak adanya arca kuno yang sayang arca itu sudah raib dari tempatnya.


Relief dan dinding pada Gua Selomangleng tampak berwarna hitam dan mengkilat. Hal itu mungkin terjadi karena jenis batu tebingnya dan ditambah dengan sekian juta  tangan  para pengunjung yang telah memegang dan merabanya.

Nama Gua Selomangleng itu  berarti Gua Dengan Batu Yang Menggantung yang berasal dari kata Selo  ( batu ) dan Mangleng ( Menggantung ). Di sekitar wisata ini banyak terdapat pepohonan yang cukup besar dengan akarnya yang besar dan berada di atas permukaan tanah.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar